Sabtu, 09 Maret 2013

Wisata Keju Belanda di Alkmaar

Wisata Keju Belanda di Alkmaar


Kaasmuseum
Selain terkenal dengan kincir angin, tulip, dan bakiak atau kelompen kayu, Negeri Belanda boleh dibilang identik dengan keju. Hidangan yang berasal dari susu sapi ini disukai banyak kalangan karena rasanya dan kandungan gizinya.
Sebagian besar tanah di Belanda berada di bawah permukaan laut. Hal ini membuat iklim di negara itu sangat cocok untuk menghasilkan rumput yang baik.
Dengan mengkonsumsi rumput yang berkualitas, sapi-sapi di negeri kincir angin itu dapat memproduksi susu bermutu tinggi. Akibatnya keju Belanda yang dibuat dari susu sapi tadi menjadi terkenal karena kualitasnya.
Sebagai pecinta keju, dari dulu Saya penasaran untuk mencicipi keju langsung dari tempatnya di Belanda. Karenanya, segera setelah menginjakkan kaki di Amsterdam, ibukota Belanda, Saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari info tempat berburu keju.
Menurut salah satu agen wisata di Amsterdam, saat musim panas seperti sekarang ini adalah saat yang tepat untuk menuju kota Alkmaar. Disana ada Hollands Kaasmuseum atau Museum Keju Belanda dan juga pasar tradisional keju.
Tapi pasar keju ini hanya buka pada hari Jumat minggu pertama bulan April sampai September dari jam 10 pagi hingga 12.30. Untung bagi Saya, karena datang ke Belanda tepat pada saat pasar tersebut dibuka.
Menuju Alkmaar hanya memakan waktu sekitar 30 menit menggunakan kereta dari Amsterdam. Jumat pagi itu, jalan-jalan disekitar Hollands Kaasmuseum atau Museum Keju Belanda tadi sudah banyak dipenuhi wisatawan yang berlalu lalang dengan kamera mereka.

Atraksi jual-beli keju
Sekitar jam 10 pagi, tepat di depan alun-alun Kaaasmuseum, sekelompok orang terlihat mengangkut bongkahan keju berwarna oranye dengan tandu. Mereka mengenakan kemeja berwarna putih dan topi berpita.
Keju-keju tadi mereka letakkan berjejer-jejer di tengah lapangan dan kemudian ditimbang. Awalnya Saya kira keju-keju itulah yang akan dijual untuk umum.
Nyatanya, tujuan utama pasar keju tradisional di Alkmaar bukan untuk menjual keju. Tetapi untuk memperlihatkan perdagangan keju di masa lalu.
Atraksi yang Saya lihat pagi itu merupakan pertunjukan aktivitas jual beli keju di masa lalu. Perdagangan keju di Alkmaar selalu dilakukan di alun-alun depan Hollands Kaasmuseum sejak abad ke-16.

Keju di Alkmaar

Penjualan keju di pasar tradisional yang berlangsung sejak dulu itu memang sengaja untuk dilestarikan dan ditampilkan sebagai atraksi turis. Dan pertunjukan ini terbuka gratis bagi umum.
Tapi kalau keju-keju tadi tidak untuk dijual, untuk apa jauh-jauh ke Alkmaar?. Jangan khawatir… Meski keju di pasar tradisional tadi tidak untuk dijual, pengunjung tetap bisa mencicipi beraneka keju dan membeli keju di kios-kios yang terletak di sekitar alun-alun tadi.
Uniknya, para penjual di kios keju ini banyak yang mengenakan baju tradisional Belanda, lengkap dengan kelompen kayunya. Ada beragam keju yang dijual disana, mulai yang porsi mini dengan ukuran sekitar 2cm, hingga yang berbentuk seperti bola. Rasanya pun macam-macam. Biasanya sepotong keju dijual dengan harga 5 Euro.

Penjual Keju

Keju-keju ini ada yang dicampur dengan stoberi, jeruk, ikan, bahkan yang dilapisi kulit daging seperti sosis. Keju berbentuk seperti sosis ini yang jadi favorit Saya. Rasanya unik, seperti makan sosis tapi isinya keju.
Asyiknya di pasar keju ini, pengunjung bisa mencicipi keju gratis yang dijual di berbagai kios. Ternyata keju-keju yag dijual di Alkmaar sebagian besar rasanya lebih manis, dibanding keju yang biasa Saya beli di Indonesia.
Menurut salah seorang pedagang disana, keluarganya sudah membuat dan menjual keju secara turun temurun  berdasarkan resep yang sudah berumur ratusan tahun. Dulunya, keju-keju ini dibuat dengan tangan oleh para istri petani di Alkmaar. Namun karena permintaan yang makin meningkat, keju-keju Alkmaar diproduksi dengan skala lebih besar di pabrik keju.
Kalau sudah puas menyantap keju, pengunjung bisa masuk ke dalam Museum Keju. Disana kita bisa melihat film tentang proses pembuatan dan perdagangan keju dari masa ke masa. Berbagai alat tradisional untuk membuat keju juga dipamerkan di dalam museum.
Selain itu, jalan-jalan berburu suvenir khas Belanda di Alkmaar juga tidak kalah asyiknya. Atau menyusuri kanal-kanal di Alkmaar yang cantik sambil menikmati bekal camilan keju berkulit sosis seperti yang Saya beli tadi.








 





Selasa, 05 Maret 2013

belgia, pembuat coklat

 detail berita
JIKA bicara soal sosis, Jerman diakui menjadi juaranya. ain lagi bila bicara cokelat, karena Belgia lah jagoannya. Betapa tidak, proses pembuatan cokelat sudah dilakukan sejak lama.

"Pengolahan, pembuatan, pengolahan, serta kelembaban udaranya, teknik yang dipakai di Belgia itu sudah tradisi dari tahun 1600-an. Kalau bicara cokelat, Belgia jagonya," kata Laurent Bernard, ahli cokelat dari Prancis, kepada okezone pada peluncuran Magnum Chocolatier Collection di The Patio, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Diakuinya, tumbuhan cokelat tidak bisa tumbuh di Belgia, karena itu biji cokelatnya didapat dari hasil import. Biji cokelat yang dihasilkan terutama berasal dari Pulau Jawa, Amerika, dan Afrika.

"Jadi, ini bukan masalah bijinya saja. Biji cokelat bisa datang darimana saja. Bahkan di Belgia atau di Eropa, yang cuacanya dingin, cokelat enggak bisa tumbuh karena cokelat harus tumbuh di tempat tropis," paparnya.

Tak hanya itu, cokelat produksi Belgia sudah ada pada abad ke-16. Negara Spanyo yang memperkenalkan cokelat ke Belgia. Ketika itu, cokelat yang dibawa berbentuk bubuk. Laurent mengatakan, suhu udara di Belgia sangat mendukung untuk mempertahankan kualitas cokelat.

“Cokelat Belgia bagus karena faktor cuaca sangat mendukung, juga karena kualitas cokelat itu sendiri. Belgia sendiri memiliki tradisi yang menjadikan cokelat buatannya enak," tambahnya.

Cokelat produksi Belgia, katanya, sangat memperhatikan mutu bahan-bahan yang digunakan. "Sangat mementingkan kualitas dari prosesnya. Memang banyak cokelat bagus, seperti di Jawa, Inggris, dengan cara pengolahannya masing-masing. Orang Belgia sendiri sangat serius membuat cokelat, dengan standar baku, bahan campurannya pun sangat diperhatikan," tutupnya.

Cokelat khas Belgia (Pralines)

24Perdagangan coklat exclusif yang laris berpusat di Belgia dan ditangani oleh Perusahaan Belgia. Produk coklat yang utama dalam perdagangan tersebut dan menjadi ciri khas Belgia adalah coklat praline: sebuah coklat kecil bermacam – macam bentuk yang berisi  variasi adonan lunak di dalamnya. 
Seorang Duke Plessis – Praslin, seorang duta besar yang mengabdi pada Luis XIII  adalah orang yang pertama kali mengenalkan istilah praline. Beliau memiliki ide untuk menciptakan adonan yang berbeda dari Bordelais (Provinsi Bordeaux di Perancis). Pada saat berdiskusi dengan kokinya, ide itu muncul untuk melapisi kacang almond dengan gula. Mulai dari saat itu ide adonan praline muncul dan dia memberikan namanya sendiri kepada adonan tersebut.
Pralin dari Belgia dibuat pertama kali pada tahun 1912. Jean Neuhaus menemukan bahwa lapisan luar coklat dapat diisi dengan krim atau selai kacang. Pada intinya, beliau menemukan coklat cita rasa asli Belgia: Coklat Pralin.
21
8Pralin dari Belgia di desain unik dan elegan. Kemasan yang sesuai dan aman berfungsi untuk mencegahnya dari kerusakan. Pada tahun 1920 Neuhaus menemukan solusi yang berkaitan dengan pengemasan yaitu dengan menggunakan Ballotin yang berbentuk box persegi panjang yang kemudian banyak digunakan untuk mengemas coklat Belgia. Sebelum menggunakan Ballotin, pralin dari Belgia dibungkus dengan menggunakan pembungkus kertas berbentuk kerucut.

Coklat Pralin dari Belgia adalah sebuah produk yang terkenal. Berkembangnya industrialisasi menyebabkan pralin dari Belgia dapat di produksi dengan harga yang tidak terlalu mahal yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.